MELAYU: RAJA ALI HAJI UNTUK INDONESIA

Oleh : Erica Novianti Putri – Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepri

Pendahuluan
Sejarah mencatat bahwa dahulu Melayu merupakan sebuah kerajaan yang berada Johor yang kemudian membuka tempat kedudukan baru sebagai pusat kerajaan di Hulu Sungai Carang, yang dilakukan oleh Sultan Ibrahim Syah, yang dibantu oleh Laksemana Tun Abdul Jamil, pada tahun 1673.
Sejarah pun sudah mencatat, bahwa sejak pemerintahan Kerajaan Melayu berpusat di Hulu Sungai Carang yang sekarang berada dalam wilayah Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Provinsi Kepulauan Riau. Dimana daerah tersebut sudah tumbuh dan berkembang kegiatan atau aktivitas ilmu pengetahuan, baik agama, pemerintahan, pengobatan atau pun bahasa dan sastra serta berbagai kebudayan-kebudayan.
Kebudayaan Melayu tersebut menjadi sebagai salah satu dari berbagai macam kebudayaan yang hidup, tumbuh dan berkembang. Kebudayaan Melayu merupakan kebudayaan secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat. Kebudayaan Melayu merupakan salah satu pilar penopang kebudayaan nasional Indonesia khususnya dan kebudayaan dunia umumnya, di samping aneka budaya lainnya (disbud.kepriprov.go.id). Budaya Melayu tumbuh subur dan kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia sekarang salah satunya dibidang Bahasa.

Apa itu bahasa?
Penjelasan mengenai bahasa itu sendiri merupakan suatu penyampaian untuk suatu informasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa juga sudah ada sejak berabad-abad lalu. Bahasa melayu mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai bidang atau kegiatan di indonesia pada masa lalu. Bahasa pada zaman dahulu digunakan tidak hanya sebagai alat komunikasi untuk bidang perdagangan. Tetapi juga sebagai alat komunikasi massa. Politik (perjanjian antar kerajaan). Sejak itulah penguasaan dan pemakaian bahasa melayu menyebar ke seluruh pelosok kepulauan indonesia.
Bahasa melayu berkembang berdasarkan interaksi dengan lingkungan sosial yang bersinggungan antar ruang dan waktu, yang terjadi suatu hal yang sedang mempengaruhi penggunaan bahasa. historis tersebut dapat dilihat dari asal-usul bahasa yang merupakan awal komunikasi antar orang yang menggunakan bahasa isyarat ke kata-kata yang semakin komunikatif.

Slamet muljana di dalam bukunya yang berjudul Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara menunjukan bahwa bahasa Melayu berasal dari bahasa yang ada di daerah sekitar Indocina, meliputi, Campa, Mon-Khmer, Bahnar, Rade, jarai, sedang, Mergui, Khaosan , Shan, dan sejenisnya. para pakar lainnya mencari asal usul bahasa Melayu sampai ke Melayu purba, proto-Malay , dan Proto-Malayic. Proto-Malay adalah bahasa Melayu pertama sedangkan Proto-Malayic adalah bahasa rumpun melayu pertama (1897:21)

Sebelum menjadi ejaan yang di sempurnakan (EYD), bahasa Indonesia merupakan sebuah varian bahasa melayu. Khususnya bahasa Melayu Riau. Dari sebuah kepulauan perbatasan Indonesia-Malaysia ini, seorang laki-laki yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional lahir. Seorang yang pada masa hidupnya berhasil meninggalkan mahakarya yang luar biasa.

Beliau yaitu Raja Ali Haji bin Raja Ahmad yang dilahirkan dan dibesarkan di sebuah pulau kecil di Riau, yang pada masa itu menjadi pusat kebudayaan melayu dan pusat dari ilmu pengetahuan islam di kepulauan melayu, yakni pulau penyengat pada tahun 1808 abad XIX. Raja Ali Haji merupakan keturunan Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau yang juga bangsawan Bugis. Sebagai anak laki-laki dari golongan bangsawan Riau, Raja Ali Haji pernah menempati berbagai jabatan penting dalam kerajaan Riau-Johor.

Raja Ali Haji memiliki pengetahuan yang luas tentang agama Islam dan ilmu yang berkaitan dengan administrasi. Pengetahuan agama yang mendalam diperolehnya dari para ulama-ulama yang baerasal dari daerah setempat dan luar negari. Karena itu beliau pernah menjadi guru agama dan bahasa Arab.

Raja Ali Haji juga dibesarkan dengan berbagai ilmu di bidang lain, dan telah menghasilkan karya dalam berbagai bidang, yaitu agama, bahasa, sastra, dan sejarah. Sementara itu, di bidang politik dan tata negara, Raja Ali Haji secara khusus menulis Muqaddimah fa al-Tsamarat al-Muhimmah.

Tulisan karya beliau ini lah yang nantinya akan akan mengkaji satu aspek dari pemikiran dan kontribusi Raja Ali Haji di bidang bahasa Melayu, yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sekarang ini. Bahasa Melayu memang menjadi salah satu bidang utama Raja Ali Haji.

Hal ini memang seiring dengan tampilnya pulau Penyengat sebagai pusat kegiatan intelektual dan budaya Melayu kerajaan Riau-Lingga pada akhir abad ke-19 (Matheson, 1991: 6). Di samping itu, kebijakan politik kolonial Belanda yang membatasi kegiatan politik pihak kerajaan juga semakin mendorong sejumah elit kerajaan berkonsentrasi pada kegiatan intelektual untuk pengembangan budaya Melayu.

Menyangkut bidang bahasa Melayu, Raja Ali Haji menulis setidaknya tiga karya. Ketiganya adalah Gurindam Dua Belas yang masih terkenal di zaman sekarang, dimana karya tersebut dikarang pada tahun 1847. Dalam dua karyanya yang disebut pertama Gurindam Dua Belas dan Bustan al-Katibin Raja Ali Haji lebih terfokus pada upaya mengetengahkan keprihatinan dan menggagas upaya awal untuk memperbaiki beberapa konsep dan tata bahasa Melayu. Dalam Kitab Pengetahuan Bahasa, sebagaimana tampak dalam judulnya, ia secara tegas menghadirkan satu karya yang dirancang untuk menjadi rujukan utama dalam bahasa Melayu.

Pada karya lainnya, Raja Ali Haji menulis sebuah buku yang berjudul Pedoman Bahasa. Melalui buku Pedoman Bahasa tersebut, dasar-dasar dan tata bahasa Melayu pertama kali diperkenalkan. Buku pedoman bahasa Raja Ali Haji menjadi bahasa melayu standar yang kemudian pada kongres pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 dijadikan sebagai bahasa nasional Indonesia. tidak hanya itu, karya lain yang juga sarat akan makna kehidupan adalah Gurindam dua belas. Lewat sajak berisi dua belas pasal tersebut, petuah dan buah pikir RAH sangat mendalam dan aplikatif hingga sekarang. Gurindam dua belas juga menjadi pembaru arus sastra pada eranya.

Akhir dari Raja Ali Haji

Pada tanggal 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada sidang XV Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Layak diyakini bahwa jasa-jasa pengabdian Raja Ali Haji bin Raja Ahmad kepada kebudayaan Nusantara memiliki pengaruh tersendiri terhadap pengakuan pantun sebagai warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO.

Dalam hidupnya, Raja Ali Haji adalah sosok yang sangat gigh dan tekun. Walau hidup dalam tekanan imperium Belanda, Raja Ali Haji mampu melahirkan karya dari berbagai bidang. Tahun 1807 Raja Ali Haji meninggal dunia. Makamnya dapat di jumpai di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah pulau Penyengat-Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *