Prodi KPI STAIN Sultan Abdurrahman Gelar Talkshow Bertajuk Penyiaran Digital

KEPRI – Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (Prodi KPI) STAIN Sultan Abdurrahaman Kepulauan Riau menggelar talkshow bertajuk penyiaran digital dalam rangka menyambut pengalihan siaran analog menjadi digital di Provinsi Kepri.

Kegiatan yang digelar pada Selasa, 10 Agustus 2021 tersebut menghadirkan Henky Mohari selaku ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri, Rini Elvina selaku Direktur Penyiaran Batam Televisi dan Jailani selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Tanjungpinang.

Talkshow yang mengangkat tema “Menyonsong Siaran Digital di Kepulauan Riau” itu berangkat dari dipilihnya Provinsi Kepri menjadi salah satu dari lima provinsi di Indonesia untuk pengalihan dari siaran analog ke digital.

Ketua KPID Kepri, Henky Mohari, mengatakan keuntungan siaran digital bagi masyarakat di antaranya adalah kualitas audio video serta warna sangat jauh lebih bersih dari pada penerimaan siaran analog. Selain itu, pilihan program siaran digital lebih banyak dibandingkan siaran analog, serta dapat digunakan layanan interaktif dan informasi bencana.

Selanjutnya ia menambahkan siaran televisi digital dapat diterima oleh sistem penerima televisi tidak bergerak maupun sistem penerima televisi bergerak, serta tidak munculnya efect doubler pada pesawat penerima siaran digital.

Direktur Penyiaran Batam TV, Rini Elvina menyebutkan pihaknya sudah memulai siaran simulcast (analog + digital) sejak Januari 2021 lalu, di dalamnya termasuk proses uji teknis, pelatihan SDM, uji sistem pengiriman playlist dari MCR Batam TV ke stasiun Mux, pantau coverage area dan kualitas penerimaan.

Menurutnya, konten yang ditayangkan mempertebal unsur lokalitas di Kepri. Beberapa konten tersebut adalah Berita dan informasi lokal (Detak Kepri), Berita Berbahasa Melayu (Kesah), Tokoh Lokal Membahas Isu Lokal dan Nasional (Dialog Khusus), serta Ekspos Lokasi lokal (tempat ikonik, sentra budaya dan destinasi kuliner).

Sementara itu Ketua AJI Tanjungpinang, Jailani mengatakan saat ini ada pada adaptasi jurnalis dan media terhadap beragam bentuk platform digital. Realitanya adaptasi itu menuntut lingkungan dan kemampuan kerja baru bagi jurnalis.

Menurutnya, di era digitalisasi, media di Indonesia dan Asia Tenggara berhadapan dengan kecepatan serta memanfaatkan big data. Karena itu Jurnalis harus lebih profesional dan dilatih kembali untuk memenuhi kebutuhan publik.

Selain itu, disrupsi teknologi menuntut para pelaku industri di sektor ini untuk menyesuaikan pola bisnisnya agar sejalan dengan perkembangan era digital.

Kegiatan tersebut dipandu oleh Abd. Rahman selaku Plt. Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam dan ditayangkan secara streaming melalui akun YouTube KPI STAIN KEPRI.***

 

Baca juga:
STAIN Sultan Abdurrahman Tandatangai MoU dengan AJI Tanjungpinang dan KPID Kepri

Lakukan Pengabdian di MAN Bintan, Prodi KPI STAIN Kepri Perkenalkan Penyiaran Digital

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *